Kewajiban Anak Di Sekolah dan Komunitas

Anak Di Sekolah – Karir saya di bidang pendidikan sebagai guru, pelatih, dan administrator, di pelbagai ragam sekolah, sudah memberi saya pengalaman yang signifikan dan komprehensif di ajang akademik, atletik, dan bisnis.
Aku memiliki latar belakang di paroki, publik, Quaker, dan sekolah seks tunggal nonsektarian dan mahasiswi. Ini termasuk sekolah yang sangat kecil dengan 100+ siswa sampai sekolah yang sangat besar dengan lebih dari 900 siswa.
Via pengalaman-pengalaman ini, saya menerima apresiasi atas pendekatan yang berbeda terhadap cara kerja pendidikan dan pengelolaan lembaga pendidikan.
Sebagian sekolah berpusat pada disiplin, yang lain pada akademis, sementara yang lain fokus pada atletik atau seni. Sebagian sekolah diberkahi dengan bagus dan dalam posisi keuangan yang kuat sementara yang lain berjuang untuk memenuhi biaya dan mengumpulkan dana.
Yang lain memiliki misi dan visi yang terang, sementara yang lain mencoba menentukan lembaga seperti apa yang mereka inginkan.
Tapi, terlepas dari fokus atau posisi sekolah, apa yang saya yakini selalu sangat penting dan sangat diperlukan merupakan rasa kelompok sosial yang solid dan kokoh.
Sekolah yang saya rasa akan bertahan dan berkembang, dan di mana saya merasa paling terikat, merupakan sekolah di mana tradisi memupuk rasa kebersamaan, keluarga, dan kelompok sosial yang kuat.
Ketika Kepala Sekolah, guru, administrator, dan Dewan di lembaga-lembaga ini bekerja tanpa lelah untuk menunjang suasana komunal, sekolah menjadi makmur di sebagian besar tahapan dan kapabel fokus pada misi dan visi intinya.
Upaya kolaboratif dari seluruh yang terlibat diperlukan untuk mengawali dan mempertahankan tingkat kerja regu dan kelompok sosial ini. Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan tugas ini, perlu dipahami imbas dan kontribusi pelbagai dimensi yang membentuk kelompok sosial.
Pertama, merupakan keluarga, diawali dari siswa. Sangat penting bagi tiap siswa untuk merasa bahwa sekolah merupakan tempat yang nyaman dan aman.
Daerah di mana mereka dapat menjadi diri mereka sendiri, mengeksplorasi diri mereka sendiri, berbagi diri mereka sendiri dan, pada ketika yang sama, menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Sebagai seorang guru atau administrator, mengembangkan hubungan yang solid dengan siswa sangat penting. Sebagian siswa menghabiskan 7 sampai 10 jam sehari di sekolah, jadi penting bagi guru dan administrator untuk memelihara hubungan itu.
Itu hampir sepertiga dari hari yang dihabiskan di lembaga kami dan alasan utama mengapa sekolah kami semestinya komunal.
Tiap siswa semestinya merasa diterima dan didukung selama masa-masa terbaik dan terburuk. Mereka perlu tahu bahwa mereka diperlakukan seperti orang yang unik, kemudian sebagai siswa.
Ketika seorang siswa menyadari bahwa sekolah merupakan surga bagi hal-hal positif, tak ada yang tak akan mereka lakukan untuk menolong mempertahankan perasaan itu, meningkatkan kelompok sosial, dan, sederhananya, menjadi orang terbaik yang mereka dapat.
Dalam kelompok sosial seperti ini, siswa merasa dihargai dan dihormati. Mereka terlibat, mengekspresikan pendapat mereka secara positif dan terbuka, sambil mencoba pemecahan situasi sulit secara kreatif.
Siswa dihargai dan dirayakan untuk individualitas mereka, dididik untuk mendengarkan diri mereka sendiri serta mendengarkan dengan penuh perhatian, bijak dan cukup untuk ide-ide dan pendapat orang lain.
Ini hanya dapat ditempuh apabila siswa memiliki perasaan memiliki. Dan rasa memiliki itu hanya dapat bertahan apabila kelompok sosial itu merupakan kelompok sosial di mana ada upaya sadar untuk membangun dan mempromosikannya.
Orang tua merupakan bagian integral dari masyarakat. Terang, dukungan mereka dalam banyak hal sangat penting bagi tradisi dan keberlanjutan sekolah.
Dengan cara yang sama sekolah berusaha untuk membuat tiap siswa merasa diterima dan aman, lembaga semestinya melaksanakan upaya yang sama dalam hal orang tua. Di sekolah dengan ukuran berapa pun, keragaman tubuh induk dapat sangat luas.
Berbagai tradisi, agama, kebangsaan, dan preferensi lainnya semuanya ada di sekolah kita. Dari mereka yang kapabel membayar uang sekolah tinggi tanpa bantuan keuangan, sampai mereka yang memenuhi prasyarat untuk hampir memenuhi keperluan, sampai mereka yang terjebak di tengah, mereka seluruh merupakan bagian dari kelompok sosial sekolah.
Oleh sebab itu, sekolah berkewajiban untuk menentukan bahwa seluruh keluarga merasa didukung dan memiliki kans untuk terlibat.
Terlalu sering, sekolah melupakan keluarga yang tak dapat mengambil cuti dari pekerjaan untuk datang ke acara sekolah atau menjadi anggota komite.
Sekolah semestinya menyediakan program dan kans yang dapat melibatkan seluruh anggota masyarakat sepanjang tahun.
Ini, sekali lagi, perlu menjadi upaya sadar oleh sekolah. Baik itu lewat asosiasi orang tua, departemen atletik, atau Dewan Pengawas, tiap keluarga semestinya memiliki kans untuk berpartisipasi dan/atau suara mereka didengar.
Ketika orang dapat berkomunikasi, hambatan diruntuhkan, stereotip dihilangkan, dan wawasan menggantikan kesalahpahaman.
Ini memperkuat sekolah sebagai kelompok sosial, memungkinkan interaksi yang diperlukan di antara pelbagai konstituen.
Interaksi ini selalu merupakan hal yang bagus sebab tanpanya dapat terwujud faksi-faksi yang dapat merusak tatanan dan kekompakan sebuah lembaga.
Guru memberi nasehat mesin sekolah. Sama seperti koki eksekutif mengelola mesin resto yang berhasil, dapur, para guru mengelola kelas.
Kelas guru menyiapkan makanan pelajaran. Memiliki pengalaman bertahun-tahun di kelas, saya terang memahami keperluan akan guru yang bersemangat di masyarakat.
Seorang guru yang bersemangat memiliki kesejahteraan siswa pada intinya dan kesanggupan untuk menunjang siswa untuk belajar lewat melaksanakan.
Misi seorang guru merupakan untuk menolong Anak Di Sekolah dengan perkembangan intelektual, spiritual, emosionil, dan fisik mereka, serta menunjang siswa untuk saling menolong. Ini menolong menjadikan kelompok sosial yang membangun fondasinya di atas lingkungan yang kuat, aman, ramah, dan memelihara.
Guru merupakan jantung sekolah. Ketika jantung itu berdegup kencang, itu berarti para guru sudah berinvestasi. Mereka sudah terlibat dalam pengambilan keputusan, didengar pendapatnya dan secara lazim, memiliki tingkat transparansi dari administrasi yang memungkinkan mereka untuk sepenuhnya memahami visi dan misi sekolah. Dukungan dan tingkat kepercayaan ini sangat penting untuk lingkungan pendidikan yang kuat dan kreatif.
Administrator sekolah merupakan pemimpin lembaga. Mereka semestinya menjadi kategori di mana pengambilan risiko dan berdaya upaya kreatif didukung untuk seluruh orang.
Sebuah lembaga tak hanya semestinya memberikan stimulan bagi seluruh masyarakat untuk menemukan dan mengaplikasikan solusi dan ide kreatif, tetapi juga semangat untuk mencita-citakan sesuatu yang lebih tinggi dan lebih bagus.
Orang melaksanakan yang terbaik ketika mereka mengambil kepemilikan pribadi dari lingkungan dan kondisi mereka. Untuk menempuh hal ini, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang efektif semestinya menjadi bagian dari persamaan.
Administrasi memungkinkan anggota masyarakat untuk belajar menjadi pembelajar yang efektif dan kontributor dan, yang lebih penting, pemimpin. Ini bukan untuk mengatakan bahwa administrator utama, Kepala Sekolah, benar-benar lepas tangan.
Tapi, pendekatan ini memberikan kebebasan dan fleksibilitas yang lebih besar terhadap Kepala untuk mengawasi seluruh kelompok sosial, dan berbuat sebagai pelatih dan mentor, memimpin lewat imbas yang efektif dan positif, tetapi dengan terang mengakui bahwa tanggung jawab utama untuk seluruh keputusan dalam sebuah lembaga berada di atas. .
Mengingat hal di atas, skor berikutnya menjadi sangat penting bagi tiap sekolah independen, serta sebagian besar lembaga bisnis.
Sementara saya percaya rasa kebersamaan sangat penting untuk keberhasilan sekolah, tak satu pun dari zona yang diceritakan di atas akan mungkin terjadi kecuali sekolah bertanggung jawab secara fiskal dan berkelanjutan.
Sebagian besar sekolah sudah menjadi perusahaan keuangan yang kompleks, perlu strategis dalam pendekatan mereka bagus dalam cara mereka membelanjakan uang dan bagaimana mereka mengumpulkan uang.
Pemasaran, penentuan posisi, branding, mentalitas konsumen, akuntabilitas, dan pelbagai istilah serupa bisnis lainnya sudah ditemukan dalam laporan dan prosedur sebab cara kerja dan biaya pengoperasian sekolah sudah berubah dan meningkat.
Pemeliharaan, makanan, buku, asuransi, dan gaji semuanya meningkat selama bertahun-tahun. Tarif kuliah yang lebih tinggi dibarengi dengan keperluan akan bantuan keuangan yang meningkat, menjadi prioritas tinggi sebab kami menyaksikan keperluan untuk menolong keluarga membayar kelompok sosial pendidikan yang bagus ini.
Sekolah, terlebih sekolah mandiri, menghadapi tantangan untuk menjadi berkelanjutan secara finansial sekaligus memenuhi tantangan untuk mempertahankan program yang bermutu, guru yang bagus, dan keragaman masyarakat.
Untuk menolong menjaga sekolah yang berkelanjutan, pentingnya mengembangkan rasa kebersamaan itu sangat penting. Komponen dari menopang sebuah lembaga berarti memiliki tingkat transparansi tertentu dari administrasi, terlebih Kepala Sekolah.
Aku percaya sangat penting bahwa pelbagai konstituen kelompok sosial sekolah sepenuhnya memahami kondisi sekolah. Tanpa pengetahuan tentang kondisi sekolah, anggota mengembangkan ide-ide mereka sendiri yang mungkin jitu atau tak.
Tapi, ketika orang memiliki informasi yang jitu dan dapat membuat keputusan yang terdidik, mereka akan melaksanakan apa yang diperlukan untuk menstabilkan dan memperkuat sekolah.
Ini menjadi upaya kolaboratif untuk merancang, mengimplementasikan, dan mempromosikan misi, visi, dan tradisi sekolah. Ini merupakan konsep “kemajuan” yang diperluas dan kohesif dan seluruh orang mulai dari kantor pengembangan sampai kantor bisnis sampai asosiasi induk sampai Dewan Pengawas, menjadi fokus pada satu tugas membangun kelompok sosial yang kooperatif dan berkelanjutan.
Ketika dimensi akademik, keuangan, demografi, dan global sekolah diidentifikasi dan dipahami dengan terang, saya yakin hanya sedikit yang akan membebani sekolah. Anak Di Sekolah merupakan tempat yang kompleks, seru, dan menarik.
Tantangan membangun kelompok sosial sekolah merupakan cara kerja yang berkelanjutan. Tiap tahun, merupakan kewajiban sekolah untuk memandang dari dekat bagaimana menempuh tujuan ini.
Aku selalu menantikan bekerja di kelompok sosial Anak Di Sekolah yang menjadikan suasana di mana percakapan dan penyelidikan dapat terjadi, dan inisiatif serta tantangan diselesaikan dengan cara yang produktif dan cara kolaboratif.
Sebuah Anak Di Sekolah di mana kepemimpinan didasarkan pada landasan adab yang memproyeksikan imbas dan semangat positif, stimulan ilmiah, dan refleksi pribadi, merupakan sekolah di mana pengejaran dan perubahan yang menarik dan otentik terjadi.
Ini juga merupakan Anak Di Sekolah di mana tradisi mempromosikan apa yang saya sebut lingkungan Kejujuran, Integritas, Gairah. Adat sekolah menanamkan skor-skor ini pada siswa dan masyarakat mereka dan mereka diberdayakan untuk hidup.
Di lembaga mana pun, selalu ada pekerjaan yang semestinya diselesaikan. Kita semestinya selalu berusaha untuk terlibat dan secara kolektif mengejar apa yang membuat kita merasa lebih relevan dan berkomitmen terhadap keseluruhan tugas yang ada.
Dengan misi yang kokoh, visi yang terang dan pemimpin yang berakhlak dan berakhlak tinggi, tujuan hal yang demikian dapat tercapai.
Comments are closed.